Sayyid Ahmed Kabir Rifai lahir di paruh pertama Rajab di yeer Muslim 512 AH (1119 AD) pada hari Kamis. Kelahirannya berada di kota Ummu Abeyde di kotapraja Beta di provinsi Basra, ayah Iraq. adalah Sayyid Ali Abu'l Hasan. Ibunya adalah Fatima ul-Anseri binti Yahya Nijjeri. Syaikhnya adalah Aleyyul Wasiti. Ahmed Kabir Rifai Keturunan Nabi MUHAMMAD SAW dari kedua orang tuanya. Keturunan dari ayahnya adalah :
1.Sayidina Ali (Rz),
2.Sayidina Hussain, (K.S)
3.Imam Ali Zayna'l-Abidin (K.S.)
4.Imam Muhammad al-Baqir (K.S.)
5.Imam as-Sadiq Jafer (K.S.)
6.Imam Musa al-Kazim (K.S.)
7.Imam Ibrahim al-Murteza (K.S.)
8.Sayyid Musa Sani (K.S.)
9.Sayyid Ahmad Salih Akbar (K.S.)
10.Sayyid Abu Abdullah Husain (K.S.)
11.Sayyid Hasan Qasim Abu Musa (K.S.)
12.Sayyid Muhammad Abu'l-Qasim (K.S.)
13.Sayyid Al-Mahdi Makki (K.S.)
14.Sayyid Abu'l Mekarim al-Hasan (K.S.)
15.Sayyid Abu'l Fadail (K.S.)
16.Sayyid Abu Ali Murtaza (K.S.)
17.Sayyid Ali Abu Hazim 'l Fewaris (K.S.)
18.Sayyid Sabit (K.S.)
19.Sayyid Yahya Nakib (K.S.)
20.Sayyid Ebul-Hasen Aliyy-ar-Rifai (K.S.)
21.Sayyid Ahmad Hadrat ar-Rifai (K.S.)
Sebelum kelahiran Ahmed Kabir Rifai, paman dari pihak ibu, seorang Syaikh yang terkenal, Mansur Rabbani, telah melihat nabi kita. MUHAMMAD SAW dan diberitahu bahwa adiknya akan memiliki anak laki-laki yang akan menjadi terkenal dan dikenal dengan nama "Rifa'i." Ketika anak mencapai usia yang tepat untuk tasawuf, ia harus dikirim ke Syaikh Aleyyul Vasiti untuk pendidikan dan pelatihan.
Ayah Ahmed Kabir Rifai meninggal ketika anaknya berumur 7 tahun. Sayyid Ali meninggal pada 519 H, ia dimakamkan di Baghdad. Jadi paman dari pihak ibu Ahmed Rifai yang mulai mengurus anak kecil. Setelah beberapa saat ia dikirim ke Syaikh Vasiti sesuai dengan visi pamannya. Syaikh Mansur mengatakan bahwa selama Ahmed Kabir Rifai tinggal bersamanya, ia melihat banyak keajaiban datang melalui anak itu dan bahwa berkat-berkat yang datang melalui dia untuk semua orang.
Ahmed Kabir Rifai menunjukkan kemampuan dan kebijaksanaan yang melebihi usianya ketika ia mulai pendidikannya di bawah Syaikh Vasiti. Dia memperoleh maqam tinggi dengan menjelaskan buku sekolah Shafi disebut "Tanbih."
Hazrat Sayyid Ahmad ar-Rifai adalah dua puluh tahun, ketika Abu Fazl Ali, yang merupakan Syaikh dari Vasit provinsi dan gurunya, memberikan kepadanya Khilafat, izin untuk memulai urutan darwis, memberinya nama "ayah dari eksternal dan interior ilmu , "dan berpakaian dia dengan jubah darwis sendiri itu. Hazrat Sayyid Ahmad Kabir-Rifai tetap di Nehr-i Dikla untuk waktu yang singkat dan setelah itu kembali ke guest house ayahnya untuk wisatawan di Hasen. Dia kemudian menjadi sangat terkenal. Ketika ia berusia dua puluh delapan tahun, pamannya Syaikh Mansur meminta agar dia memimpin pondok darwis dan khalifah setelah dia. Dia juga menginstruksikan dia untuk tinggal di pondok darwis dari Syaikh Yahya en-Neccari, yang kakeknya dari pihak ibunya. Sayidina Sayyid Ahmad ar-Rifai mengambil jabatannya (shaykhship) di sana sebagai seorang guru tercerahkan dan mulai mengajar di pondok darwis. Pamannya meninggal pada tahun yang sama. Pada saat Sayidina Sayyid Ahmad ar-Rifai mencapai usia tiga puluh lima, murid-muridnya (murid-murid) berjumlah lebih dari tujuh ratus ribu.
Ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i
Ajaran tasawuf Syaikh Ahmad Rifa'i
banyak diriwayatkan oleh ‘Abdul Wahhab Al-Sya'rani dalam buku At-Thabaqat al-Kubra. Ajaran zuhud,
misal, menurut Syaikh Ahmad Rifa'i adalah landasan keadaan yang diridlai dan
tingkatan-tingkatan yang disunnahkan. Langkah pertama salik menuju Allah adalah
mengarahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Siapa yang belum menguasai landasan kezuhudan, maka langkah-langkah
selanjutnya akan sulit menemukan yang benar. Sedang ma'rifat, menurut Syaikh
Ahmad Rifa'i, adalah kehadiran dalam makna kedekatan kepada Allah disertai ilmu
yaqin sehingga tersingkaplah hakikat realitas-realitas yang benar-benar
meyakinkan. Dalam riwayat lain, dikisahkan Syaikh Ahmad Rifa'i berkata,"Cinta
mengantar pada rindu dendam, sementara ma'rifat mengantar pada kefanaan -
ketiadaan diri."
Ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i tidak
lepas dari rebana sebagai pengiring dzikir dan shalawat. Menurut riwayat, suatu
saat Syaikh Ahmad Rifa'i berdzikir dalam keadaan fanaa. Tubuhnya terangkat ke
atas dan dalam keadaan tidak sadar ia menepuk-nepuk dadanya. Allah
memerintahkan kepada malaikat untuk memberinya rebana di dadanya. Tetapi Syaikh
Ahmad Rifa'i tidak ingat apa-apa akibat terlalu khusyuknya. Sejak saat itu,
rebana menjadi bagian dari ajaran tarikat Ar-Rifa'iyyah.
Untuk menuju kepada Tuhan, Al-Rifa'i
mengajarkan dzikir yang diformulasi dengan irama dan intonasi suara yang lantang
dengan tujuan supaya yang tidur bangun dan yang alpa menjadi ingat. Oleh karena
cara berdzikir yang berirama itu, dunia Barat menyebut dzikir Tarikat
Rifa'iyyah dengan sebutan Darwis Menangis, terutama karena suara-suara ganjil
yang dihasilkan pada dzikir berjama'ah Tarikat Rifa'iyyah. Ada pula yang
menyebut dzikir Rifa'iyyah dengan sebutan Dzikir Arra, yaitu "dzikir
menggergaji" terutama yang dijalankan Tarikat Rifa'iyyah di Asia Tengah dan
Turki. Sebagian penganut Tarikat Rifa'iyyah menyatakan tidak tahu pasti apakah
Dzikir dengan suara lantang itu diajarkan oleh Syaikh Ahmad Rifa'i sendiri atau
ada pengaruh dari Tarikat Yasawiyyah yang dibangsakan kepada Syaikh Ahmad
Yasawi, di mana Syaikh Ahmad Yasawi dikenal sebagai pelopor dzikir lantang
karena ia seorang sastrawan sufi.
Dalam kitab at-Thabaqat al-Kubra diterangkan, pada saat mengajar
Syaikh Ahmad
Rifa'i suaranya terdengar oleh orang-orang yang tinggal jauh dari
tempatnya seolah semua bisa mendengar
apa yang disampaikan sama seperti orang
yang dekat dengan tempatnya mengajar. Saat Syaikh Ahmad Rifa'i mengajar,
penduduk di sekitar Ummi Abidah beramai-ramai keluar dari
rumahnya untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh Syaikh Ahmad
Rifa'i.
Konon, orang yang tuli pun
jika hadir mengaji, akan dibukakan pendengarannya oleh Allah sehingga
bisa mendengar apa yang disampaikan Syaikh
Ahmad Rifa'i. Para guru tarikat banyak
yang hadir untuk mendengarkan wejangan
Syaikh Ahmad Al-Rifa'i. Mereka biasanya menggelar sajadah sebagai tempat
duduk. Setelah Syaikh Ahmad Al-Rifa ‘i selesai memberi pelajaran, mereka
pulang
sambil menempelkan sajadah ke dada mereka
masing-masing. Setelah sampai di rumah, mereka dengan lancar bisa
menjelaskan semua yang telah mereka
dengar kepada para muridnya.
Dari
berbagai ajaran Al-Rifa'i yang paling menonjol dan terkenal adalah Dabus, suatu
didikan yang luar biasa ganjil.Annemarie Schimmel dalam Mystical Dimensions of
Islam (1975) menganggap Tarikat Rifa'iyyah sebagai tarikat ganjil karena
melatih murid-muridnya untuk tahan api, melukai diri sendiri dengan benda-benda
tajam, berjalan di atas pecahan kaca, mematukkan diri dengan ular berbisa,
memakan kaca, ditusuk benda-benda runcing (dabus), dengan anggapan murid-murid
yang mencapai tahap fana tidak lagi memiliki rasa sakit karena sangat dzikir
kepada Allah.
Asy-Sya'rani
mengomentari kedudukan Al-Rifa'i dalam kedudukan tasawuf dengan ungkapan,"Dia adalah seorang tokoh
dalam tasawuf, mengenal berbagai keadaan kaum sufi, dan banyak menuingkap
masalah-masalah posisi mereka. Setiap kali ia keluar, ia selalu diikuti orang
banyak. Dia memiliki murid."
Keanehan dalam berbagai hal, tidak
hanya dimiliki Al-Rifa'i, banyak hal aneh yang juga sering terjadi pada diri
murid Syaikh Ahmad Rifa'i seperti mampu masuk ke dalam api yang sedang menyala,
menjinakkan binatang buas seperti harimau, membuat hewan buas patuh dan menuruti
apa yang mereka katakana, sehingga singa pun dapat dijadikan kendaraan oleh mereka. Di
Mesir banyak cerita tentang bagaimana murid-murid Tarikat Rifa'iyyah menolong
orang-orang yang dipatuk ular cobra.
Pendek kata, berbagai keajaiban ditunjukkan oleh murid-murid Tarikat
Rifa'iyyah.
Senin, 19 November 2012
Minggu, 18 November 2012
Jiwa yang Terselamatkan
Saat Langkah Terhenti pada Satu Pijakan
Hati Dikelabuhi Gelapnya Napsu Menggairahkan
Ketika Mata Tak Dapat Lagi Membedakan
Kemana Jejak Yang Harus Ku Langkahkan
Terjatuh dan Terjatuh tak Mampu Membangkitkan
Menempuh Jalan yang Penuh Duri Begitu Menyakitkan
Aku Berlayar Pada Lautan Kemunafikan
Terhempas Oleh Ganasnya Ombak yang Menyesatkan
Kau Datang dan Hembuskan Angin Kesejukan
Menundukkan Hati dan Jiwa yang Terselamatkan
Setitik Cahaya Kelembutan Kau Pancarkan
Terangi Jalan Hidup Yang Ku Dambakan
Mawar Merah nan Indah yang Mengharumkan
Hiasi Jiwa Dalam Wujud yang Menyatukan
Kepada Mu Hidup ini Ku Sandarkan
Dengan Cinta Kasih Tak Dapat Terpisahkan
Hati Dikelabuhi Gelapnya Napsu Menggairahkan
Ketika Mata Tak Dapat Lagi Membedakan
Kemana Jejak Yang Harus Ku Langkahkan
Terjatuh dan Terjatuh tak Mampu Membangkitkan
Menempuh Jalan yang Penuh Duri Begitu Menyakitkan
Aku Berlayar Pada Lautan Kemunafikan
Terhempas Oleh Ganasnya Ombak yang Menyesatkan
Kau Datang dan Hembuskan Angin Kesejukan
Menundukkan Hati dan Jiwa yang Terselamatkan
Setitik Cahaya Kelembutan Kau Pancarkan
Terangi Jalan Hidup Yang Ku Dambakan
Mawar Merah nan Indah yang Mengharumkan
Hiasi Jiwa Dalam Wujud yang Menyatukan
Kepada Mu Hidup ini Ku Sandarkan
Dengan Cinta Kasih Tak Dapat Terpisahkan
Pesta Hati
Pancaran Sinar Yang Teduh nan Lembut Menerangi Hati
Pe-Cinta RASULULLAH Berkumpul Menjadi Satu Keluarga Al-ghifary
Senandungkan Pujian dan Sholawat Setiap Hari
Dibawah Pimpinan Arif Bijaksana dari Zuriat Nabi
Pembimbing kami Menuju Jalan Ilahi Robbi
Mata dan HAti ini Dibutakan Cinta Oleh Lembutnya Cahaya
RASULULLAH Suri Tauladan Sempurna Di Jagat Raya
Manusia Suci Yang Selalu Dapat di Percaya
Pembawa Keselamatan Bagi umat nya Yang Setia
Al-ghifary Dendangkan Nyayian pujian Suci dari Hati
Lantunan Bait-bait nan Indah Menyambuat Kedatangan MU Wahai Pujaan Hati
Diiringi dengan Tabuhan Hadroh Menambah Semarak Pesta Hati
Yang Hanya Ditujukan Untuk mu Wahai Kekasih Hati
Dibawah Panji Al-ghifary Tercurahkan Maksud Hati yang Kami Ingin
Wasilah Zuriat-NYA ku Serahkan Hidup ini Lahir dan Bathin
Demi Cinta Kami Kepada MU Ya Sayyidil Mursaliin
Syafa'at Mu yang Kami harap Nanti,Amiiin....
Pe-Cinta RASULULLAH Berkumpul Menjadi Satu Keluarga Al-ghifary
Senandungkan Pujian dan Sholawat Setiap Hari
Dibawah Pimpinan Arif Bijaksana dari Zuriat Nabi
Pembimbing kami Menuju Jalan Ilahi Robbi
Mata dan HAti ini Dibutakan Cinta Oleh Lembutnya Cahaya
RASULULLAH Suri Tauladan Sempurna Di Jagat Raya
Manusia Suci Yang Selalu Dapat di Percaya
Pembawa Keselamatan Bagi umat nya Yang Setia
Al-ghifary Dendangkan Nyayian pujian Suci dari Hati
Lantunan Bait-bait nan Indah Menyambuat Kedatangan MU Wahai Pujaan Hati
Diiringi dengan Tabuhan Hadroh Menambah Semarak Pesta Hati
Yang Hanya Ditujukan Untuk mu Wahai Kekasih Hati
Dibawah Panji Al-ghifary Tercurahkan Maksud Hati yang Kami Ingin
Wasilah Zuriat-NYA ku Serahkan Hidup ini Lahir dan Bathin
Demi Cinta Kami Kepada MU Ya Sayyidil Mursaliin
Syafa'at Mu yang Kami harap Nanti,Amiiin....
Taman AL-GHIFARY
Di Taman AL-GHIFARY Terhampar Luas Kuntuman Mawar Merah nan Indah
Dalam Wujud tak Sama Namun Semua Merekah
Ragam dan Warna-Warni AL-GHIFARY yang menbuat Gairah
Menghantarkan Cinta Kepada Mu wahai Pemilik Kota Makkah
Rindu ku Akan Cinta Menjadikan Wasilah
Meraih Kebahagiaan Hidup Penuh Berkah
Cahaya Cinta yang Tersimpan Kini Kembali Sudah
manusia Mulia dari Sulbi Sayyidati Fatimah
Assayyidil Mursyid Al-Habib Husain Bin Hasan Al-Hamid Pembawa Risalah
Dalam Wujud tak Sama Namun Semua Merekah
Ragam dan Warna-Warni AL-GHIFARY yang menbuat Gairah
Menghantarkan Cinta Kepada Mu wahai Pemilik Kota Makkah
Rindu ku Akan Cinta Menjadikan Wasilah
Meraih Kebahagiaan Hidup Penuh Berkah
Cahaya Cinta yang Tersimpan Kini Kembali Sudah
manusia Mulia dari Sulbi Sayyidati Fatimah
Assayyidil Mursyid Al-Habib Husain Bin Hasan Al-Hamid Pembawa Risalah
Malikat Kecil dari Syurga
Habib Ahmad Tsagib Bin Habib Husain bin Habib Hasan Al-Hamid
Kepakkan Sayap mu Kibaskan Nurani Bahagia
Saat Terbukanya Mata, Terpecah Senyum Ceria
Kau Datang Sebagai Permintaan yang Mulia
Yang kini Sebagai Pembimbing mu yang Setia
Kau Malaikat Kecil yang Singgah Membawa Cinta ke Dunia
Manisnya Cinta dari Syurga untuk kami Sebagai Karunia
Kau Buah Hati Dari Penjaga Rahasia
Pemegang Kunci Kebahagiaan Untuk Manusia
Temukan Cinta Dibawah Tumpukan Permata
Temukan Cinta Dibawah Tumpukan Permata
Disaat Ku Pejamkan Kedua Mata
Bayang mu Slalu Hidup dan Nyata
Terlihat jelas Cahaya-Cahaya Cinta
Yang Ku Temukan Dibawah Tumpukan Permata
Piala mu Begitu Sempurna di antara Hiasa yang Bertahta
Bermahkotakan Mawar Merah Menghiasi Alam Semesta
Disaat Ku Pejamkan Kedua Mata
Bayang mu Slalu Hidup dan Nyata
Terlihat jelas Cahaya-Cahaya Cinta
Yang Ku Temukan Dibawah Tumpukan Permata
Piala mu Begitu Sempurna di antara Hiasa yang Bertahta
Bermahkotakan Mawar Merah Menghiasi Alam Semesta
Rabu, 14 November 2012
AL-HAMID
Syaikh Abubakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin
Abdurahman Assegaf atau Syechbubakar adalah tokoh masyarakat di
Hadramaut, Yaman yang hidup pada abad ke 9 Hijriah. Dia lahir di Kota
Tarim, Hadramaut, pada tahun 919 H. Namanya menjadi salah satu nama FAM
dari keturunan Allawiyyin yang tersebar di berbagai wilayah.
Syechbubakar dikenal dengan beberapa sebutan lain, yaitu Syekhbu, Syaikhbubakar, Sechbubakar, Bin Syech Abubakar, dan Bin Syaih Abubakar (atau BSA). Syecbubakar dilahirkan di Kota Tarim, Hadramaut pada tahun 919 H. Di lahir sebagai bayi kembar dengan saudara kembarnya adalah Agil bin Salim (leluhur keluarga Al-Athas). Syechbubakar lahir dari pasangan Habib Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Imam Qutb Abdurrahman Assegaf dan Syarifah Afifah Thalhah binti Agil bin Ahmad bin Syaikh Abu Bakar Assakran bin Imam Qutb Abdurrahman Assegaf. Secara silsilah, Syechbubakar merupakan zuriyat dari Rasulullah yang bersambung melalui Fathimah azzahrah dan Ali bin Abu Thalib ra. Berikut adalah silsilahnya: Syechbubakar bin Salim bin Abdillah bin Abdurahman bin Abdullah bin Abdurahman Assegaf bin Muhammad Al-Mudawailah bin ‘Ali bin ‘Alwi Al-Ghuyur bin Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Shahib Mirbad bin ‘Ali bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin ‘Ali Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin ‘Ali Al-Ashghar Zainal Abidin bin Husein Sayyidus Syuhada bin ‘Ali Karaamallahu wajhah.[2] Syechbubakar merupakan keturnan dari cucu Fathimah AzZahra dan Ali bin Abu Thalib, yaitu Zainal Abidin Bin Husein (salah satu keluarga yang laki-laki yang hidup pada peristiwa pembantaian Karbala) yang saat ini tersebar, selain juga dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Kalau diteliti lebih lanjut, silsilah tersebut dapat ditemukan untainnya sampai kepada manusia pertama di muka bumi yaitu Adam a.s. Ali bin Abu Thalib r.a yang merupakan sepupu satu (satu kakek) dengan nabi Muhammad saw yaitu Abdul Muthalib. Dalam Kanzul Ummal 6: 300, kitab Fadhail, hadis ke 35512 disebutkan:[3] “ Ibnu Abbas berkata, aku mendengar Nabi saw bersabda: “Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazzar bin Ma’da bin ‘Adnan bin Adda bin Udada bin Hamyasa’ bin Yasyhab bin Nabat bin Jamil bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Asyu’ bin Ar’us bin Faligh bin ‘Abar (Hud) bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lumka bin Mutawasysyalikh bin Akhnukh (Idris) bin Azda bin Qinan bin Anwasy bin Syayts bin Adam (as). Syaikh Abubakar bin Salim memiliki enam saudara (Sayyid Agil, Sayyid Syaikh, Sayyid Alwi, Sayyid Hussein, Sayyid Abdurrahman, dan Syarifah Aisyah) dan tujuh belas anak, yang terdiri dari empat perempuan dan tiga belas laki-laki. Di antara anak laki-lakinya, Huseinlah yang di pilih sebagai pengganti kedudukan orang tua. Habib Husein bin Abu Bakar bin Salim dikenal sebagai guru Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas.
Syaikh Abubakar bin Salim dikaruniai keturunan yang beberapa diantaranya menjadi nama marga keluarga Allawiyyin yaitu: Husein bin Syechbubakar bin Salim Al-Hamid Al-Muhdar atau disebut pula Al-Mahadir Al-Haddar Al-Hiyyid Al bin Jindan Al Abu Futhaim Al-Khumur Al bin Hafidz Yang pertama kali mendapat julukan (gelar) “Alhamid” adalah waliyyullah Hamid bin Syaich Abi Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullab bin Al Imam Abdurrahman Assegaf. So’al gelar “Al-Hamid” yang disandangnya berdasarkan bahasa Arab “Al-Hamid” yang berarti orang yang selalu suka berterima kasih (selalu mensyukuri) atas semua nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Maka. Waliyyullah Al Syaich Abi Bakar bin Salim memberi salah satu nama anaknya dengan “Al-Hamid” dengan do’a pengharapan agar anaknya tersebut menjadi orang yang selalu mensyukuri semua nikmat,yang diberikan oleh Allah SWT, baik dalam keadaan suka maupun duka kenyataannya “Al-Hamid” bin Syaich Abi Bakar menjadi seorang Waliyyullah yang bertawakkal kepada Allah dan senang menolong orang dan suka memberikan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkannya, hal tersebut dapat terlaksana karena Beliau termasuk golongan orang-orang yang dijanjikan oleh Allah SWT seperti dalam FirmanNya : Dalam Al Qur’anul Karim surat Ibrahim ayat 7 ” Bila Kalian mensyukuri NikmatKu, maka akan Kutambah lagi NikmatKu itu pada kalian.” Waliyyullah “Al-Hamid dilahirkan di kota Inat. Beliau dikaruniai 5 orang anak lelaki masing masing bernama : Muthahhar, yang menjadi keturunan Al-Hamid “Al-Aqil Muthahhar” dari anaknya yang bernama Aqil bin Muthahhar. Umar, yang menjadi keturunan A1Hamid “Al-Salim bin Umar”, dari anaknya yang bernama Salim bin Umar. Yang banyak menurunkan keturunan Al-Hamid terutama yang berada di Indonesia. Abdullah, Abubakar, Alwi, Masing-masing keturunannya kebanyakan berada di Hadramaut. Waliyyullah “Al-Hamid” bin Al-Syaich AbiBakar pulang ke Rahmatullah di kota Inat pada tahun 1030 Hijriyyah.
Salah satu keturunan dari AL-Hamid adalah Sayyidil Mursyid Al-habib Husain bin Hasan Bin Sholeh Al-Hamid yang lahir pada tanggal 2 Agustus 1984,Beliau masih sangat muda tetapi ilmu Hakikat dan ke-Tauhid-an nya sudah tidak diragukan lagi. Beliau belajar kepada Sayyidil Mursyid Al-habib Irfan Bin Hasyim Bin Thahir yang sekaligus sebagai mertua beliau. Al-Habib Husain bin Hasan Al-Hamid sebagai pembimbing di majelis AL-GHIFARY yang berada di Jl. Pulo Indah,Petukangan Pesanggrahan, jakarta selatan.
Beliau selalu menekankan kepada murid-muridnya agar selalu menebarkan kasih sayang kepada siapapun dan selalu berakhlak baik hingga mencapai pada tingkatan manusia yang sempurna. Akhlak dan adab beliau kepada siapapun sangat terpuji sehingga banyak orang yang menyeganinya.Bukan dari kalangan Ahwal saja tetapi para Habaib baik muda ataupun tua banyak yang datang ke rumah beliau untuk silaturrahmi,meminta nasihat atau bahkan menuntut ilmu.
Metode pengajaran beliau kepada murid-muridnya adalah :
1. Selalu menjaga syariat yang telah di ajarkan Baginda RASULULLAH SAW melalui para Habaib,Alim Ulama.
2. Selalu menjaga Hati ( Hubungan ) kepada MURSYID dimanapun murid itu berada.
3. Disiplin hati terhadap sesuatu yang telah ALLAH tentukan
Majelis AL-GHIFARY diadakan setiap hari rabu malam kamis yang di adakan di rumah beliau dengan acara :
1. Tawasul
2. Pembacaan Manaqib Tuan Syech Abdul Qodir Al-Jaelani
3. Pembacaan Maaulid Ad'dibai
4. Tausiah agama dari para Habaib/ Alim Ulama.
Berbagai macam halangan dan rintangan Beliau hadapi dengan sabar demi menegakkan panji-panji ALLAH dan RASULULLAH. banyak sekali hinaan,hujatan bahkan fitnah yang harus beliau terima dari kalangan orang-orang yang benci atau iri kepada beliau,bukan balas dendam,atau tindakan konyol,tetapi senyuman yang beliau balas kepada orang-orang tadi. Begitu indah akhlak nya.
Semoga ALLAH selalu mencurahkan Rahmat dan karunia untuk beliau dan semoga RASULULLAH selalu tersenyum bangga atas apa yang beliau kerjakan, dan bagi kami para murid-murid semoga selalu bisa menjadi/mewujudkan atas apa yang telah beliau ajarkan dan semoga kami menjadi murid yang selalu pandai menjaga akhlak,adab dan hati kami dimanapun kami berada. Semoga predikat INSAN KAMIL dapat kami peroleh dengan bimbingan Sayyidil Mursyid Al-Habib Husain bin Hasan bin Sholeh Al-Hamid. Dan semoga kita semua mati dalam keadaan Husnul Khotimah,mati dalam keadaan Mulia,mati dalam Keadaan membawa Iman,mati dalam keadaan cinta.amiinnn....
Syechbubakar dikenal dengan beberapa sebutan lain, yaitu Syekhbu, Syaikhbubakar, Sechbubakar, Bin Syech Abubakar, dan Bin Syaih Abubakar (atau BSA). Syecbubakar dilahirkan di Kota Tarim, Hadramaut pada tahun 919 H. Di lahir sebagai bayi kembar dengan saudara kembarnya adalah Agil bin Salim (leluhur keluarga Al-Athas). Syechbubakar lahir dari pasangan Habib Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Imam Qutb Abdurrahman Assegaf dan Syarifah Afifah Thalhah binti Agil bin Ahmad bin Syaikh Abu Bakar Assakran bin Imam Qutb Abdurrahman Assegaf. Secara silsilah, Syechbubakar merupakan zuriyat dari Rasulullah yang bersambung melalui Fathimah azzahrah dan Ali bin Abu Thalib ra. Berikut adalah silsilahnya: Syechbubakar bin Salim bin Abdillah bin Abdurahman bin Abdullah bin Abdurahman Assegaf bin Muhammad Al-Mudawailah bin ‘Ali bin ‘Alwi Al-Ghuyur bin Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Shahib Mirbad bin ‘Ali bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin ‘Ali Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin ‘Ali Al-Ashghar Zainal Abidin bin Husein Sayyidus Syuhada bin ‘Ali Karaamallahu wajhah.[2] Syechbubakar merupakan keturnan dari cucu Fathimah AzZahra dan Ali bin Abu Thalib, yaitu Zainal Abidin Bin Husein (salah satu keluarga yang laki-laki yang hidup pada peristiwa pembantaian Karbala) yang saat ini tersebar, selain juga dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Kalau diteliti lebih lanjut, silsilah tersebut dapat ditemukan untainnya sampai kepada manusia pertama di muka bumi yaitu Adam a.s. Ali bin Abu Thalib r.a yang merupakan sepupu satu (satu kakek) dengan nabi Muhammad saw yaitu Abdul Muthalib. Dalam Kanzul Ummal 6: 300, kitab Fadhail, hadis ke 35512 disebutkan:[3] “ Ibnu Abbas berkata, aku mendengar Nabi saw bersabda: “Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazzar bin Ma’da bin ‘Adnan bin Adda bin Udada bin Hamyasa’ bin Yasyhab bin Nabat bin Jamil bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Asyu’ bin Ar’us bin Faligh bin ‘Abar (Hud) bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lumka bin Mutawasysyalikh bin Akhnukh (Idris) bin Azda bin Qinan bin Anwasy bin Syayts bin Adam (as). Syaikh Abubakar bin Salim memiliki enam saudara (Sayyid Agil, Sayyid Syaikh, Sayyid Alwi, Sayyid Hussein, Sayyid Abdurrahman, dan Syarifah Aisyah) dan tujuh belas anak, yang terdiri dari empat perempuan dan tiga belas laki-laki. Di antara anak laki-lakinya, Huseinlah yang di pilih sebagai pengganti kedudukan orang tua. Habib Husein bin Abu Bakar bin Salim dikenal sebagai guru Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas.
Syaikh Abubakar bin Salim dikaruniai keturunan yang beberapa diantaranya menjadi nama marga keluarga Allawiyyin yaitu: Husein bin Syechbubakar bin Salim Al-Hamid Al-Muhdar atau disebut pula Al-Mahadir Al-Haddar Al-Hiyyid Al bin Jindan Al Abu Futhaim Al-Khumur Al bin Hafidz Yang pertama kali mendapat julukan (gelar) “Alhamid” adalah waliyyullah Hamid bin Syaich Abi Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullab bin Al Imam Abdurrahman Assegaf. So’al gelar “Al-Hamid” yang disandangnya berdasarkan bahasa Arab “Al-Hamid” yang berarti orang yang selalu suka berterima kasih (selalu mensyukuri) atas semua nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Maka. Waliyyullah Al Syaich Abi Bakar bin Salim memberi salah satu nama anaknya dengan “Al-Hamid” dengan do’a pengharapan agar anaknya tersebut menjadi orang yang selalu mensyukuri semua nikmat,yang diberikan oleh Allah SWT, baik dalam keadaan suka maupun duka kenyataannya “Al-Hamid” bin Syaich Abi Bakar menjadi seorang Waliyyullah yang bertawakkal kepada Allah dan senang menolong orang dan suka memberikan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkannya, hal tersebut dapat terlaksana karena Beliau termasuk golongan orang-orang yang dijanjikan oleh Allah SWT seperti dalam FirmanNya : Dalam Al Qur’anul Karim surat Ibrahim ayat 7 ” Bila Kalian mensyukuri NikmatKu, maka akan Kutambah lagi NikmatKu itu pada kalian.” Waliyyullah “Al-Hamid dilahirkan di kota Inat. Beliau dikaruniai 5 orang anak lelaki masing masing bernama : Muthahhar, yang menjadi keturunan Al-Hamid “Al-Aqil Muthahhar” dari anaknya yang bernama Aqil bin Muthahhar. Umar, yang menjadi keturunan A1Hamid “Al-Salim bin Umar”, dari anaknya yang bernama Salim bin Umar. Yang banyak menurunkan keturunan Al-Hamid terutama yang berada di Indonesia. Abdullah, Abubakar, Alwi, Masing-masing keturunannya kebanyakan berada di Hadramaut. Waliyyullah “Al-Hamid” bin Al-Syaich AbiBakar pulang ke Rahmatullah di kota Inat pada tahun 1030 Hijriyyah.
Salah satu keturunan dari AL-Hamid adalah Sayyidil Mursyid Al-habib Husain bin Hasan Bin Sholeh Al-Hamid yang lahir pada tanggal 2 Agustus 1984,Beliau masih sangat muda tetapi ilmu Hakikat dan ke-Tauhid-an nya sudah tidak diragukan lagi. Beliau belajar kepada Sayyidil Mursyid Al-habib Irfan Bin Hasyim Bin Thahir yang sekaligus sebagai mertua beliau. Al-Habib Husain bin Hasan Al-Hamid sebagai pembimbing di majelis AL-GHIFARY yang berada di Jl. Pulo Indah,Petukangan Pesanggrahan, jakarta selatan.
Beliau selalu menekankan kepada murid-muridnya agar selalu menebarkan kasih sayang kepada siapapun dan selalu berakhlak baik hingga mencapai pada tingkatan manusia yang sempurna. Akhlak dan adab beliau kepada siapapun sangat terpuji sehingga banyak orang yang menyeganinya.Bukan dari kalangan Ahwal saja tetapi para Habaib baik muda ataupun tua banyak yang datang ke rumah beliau untuk silaturrahmi,meminta nasihat atau bahkan menuntut ilmu.
Metode pengajaran beliau kepada murid-muridnya adalah :
1. Selalu menjaga syariat yang telah di ajarkan Baginda RASULULLAH SAW melalui para Habaib,Alim Ulama.
2. Selalu menjaga Hati ( Hubungan ) kepada MURSYID dimanapun murid itu berada.
3. Disiplin hati terhadap sesuatu yang telah ALLAH tentukan
Majelis AL-GHIFARY diadakan setiap hari rabu malam kamis yang di adakan di rumah beliau dengan acara :
1. Tawasul
2. Pembacaan Manaqib Tuan Syech Abdul Qodir Al-Jaelani
3. Pembacaan Maaulid Ad'dibai
4. Tausiah agama dari para Habaib/ Alim Ulama.
Berbagai macam halangan dan rintangan Beliau hadapi dengan sabar demi menegakkan panji-panji ALLAH dan RASULULLAH. banyak sekali hinaan,hujatan bahkan fitnah yang harus beliau terima dari kalangan orang-orang yang benci atau iri kepada beliau,bukan balas dendam,atau tindakan konyol,tetapi senyuman yang beliau balas kepada orang-orang tadi. Begitu indah akhlak nya.
Semoga ALLAH selalu mencurahkan Rahmat dan karunia untuk beliau dan semoga RASULULLAH selalu tersenyum bangga atas apa yang beliau kerjakan, dan bagi kami para murid-murid semoga selalu bisa menjadi/mewujudkan atas apa yang telah beliau ajarkan dan semoga kami menjadi murid yang selalu pandai menjaga akhlak,adab dan hati kami dimanapun kami berada. Semoga predikat INSAN KAMIL dapat kami peroleh dengan bimbingan Sayyidil Mursyid Al-Habib Husain bin Hasan bin Sholeh Al-Hamid. Dan semoga kita semua mati dalam keadaan Husnul Khotimah,mati dalam keadaan Mulia,mati dalam Keadaan membawa Iman,mati dalam keadaan cinta.amiinnn....
Husain ibn Mansur al-Hallaj
Husain ibn Mansur al-Hallaj atau biasa disebut dengan Al-Hallaj adalah salah seorang ulama sufi yang dilahirkan di kota Thur yang bercorak Arab di kawasan Baidhah, Iran Tenggara, pada tanggal 26 Maret 866M. Ia merupakan seorang keturuna Persia. Kakeknya adalah seorang penganut Zoroaster dan ayahnya memeluk islam. Al-Hallaj merupakan syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling terkenal. Ia terkenal karena berkata: "Akulah Kebenaran", ucapan yang membuatnya dieksekusi secara brutal.
Bagi sebagian ulama islam, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid'ah, sebab Islam tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan karena Kebenaran (Al-Haqq) adalah salah satu nama Allah, maka ini berarti bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sejaman dengan al-Hallaj juga terkejut oleh pernyataannya, karena mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan segenap pengalaman batiniahnya kepada orang lain. Mereka berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu menyembunyikan berbagai misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari kemurkaan Allah lantaran ia telah mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut
Meskipun al-Hallaj tidak punya banyak pendukung di kalangan kaum sufi sezamannya, hampir semua syekh sufi sesungguhnya memuji dirinya dan berbagai pelajaran yang diajarkannya. Aththar, dalam karyanya Tadzkirah al-Awliya, menyuguhkan kepada kita banyak legenda seputar al-Hallaj. Dalam komentarnya, ia menyatakan, "Saya heran bahwa kita bisa menerima semak belukar terbakar (yakni, mengacu pada percakapan Allah dengan nabi Musa as) yang menyatakan Aku adalah Allah, serta meyakini bahwa kata-kata itu adalah kata-kata Allah, tapi kita tidak bisa menerima ucapan al-Hallaj, 'Akulah Kebenaran', padahal itu kata-kata Allah sendiri!". Di dalam syair epiknya, Matsnawi, Rumi mengatakan, "Kata-kata 'Akulah Kebenaran' adalah pancaran cahaya di bibir Manshur, sementara Akulah Tuhan yang berasal dari Fir'aun adalah kezaliman."
Akulah Kebenaran!' dan hari-hari terakhir
Tahun 913M adalah titik balik bagi karya spiritualnya. Pada 912M ia pergi menunaikan ibadah haji untuk ketiga kalinya dan terakhir kali, yang berlangsung selama dua tahun, dan berakhir dengan diraihnya kesadaran tentang Kebenaran. Di akhir 913M inilah ia merasa bahwa hijab-hijab ilusi telah terangkat dan tersingkap, yang menyebabkan dirinya bertatap muka dengan sang Kebenaran (Al-Haqq). Di saat inilah ia mengucapkan, "Akulah Kebenaran" (Ana Al-Haqq) dalam keadaan ekstase. Perjumpaan ini membangkitkan dalam dirinya keinginan dan hasrat untuk menyaksikan cinta Allah pada menusia dengan menjadi "hewan kurban". Ia rela dihukum bukan hanya demi dosa-dosa yang dilakukan setiap muslim, melainkan juga demi dosa-dosa segenap manusia.
Di jalan-jalan kota Baghdad, dipasar, dan di masjid-masjid, seruan aneh pun terdengar: "Wahai kaum muslimin, bantulah aku! Selamatkan aku dari Allah! Wahai manusia, Allah telah menghalalkanmu untuk menumpahkan darahku, bunuhlah aku, kalian semua bakal memperoleh pahala, dan aku akan datang dengan suka rela. Aku ingin si terkutuk ini (menunjuk pada dirinya sendiri) dibunuh." Kemudian, al-Hallaj berpaling pada Allah seraya berseru, "Ampunilah mereka, tapi hukumlah aku atas dosa-dosa mereka."
Tetapi, kata-kata ini justru mengilhami orang-orang untuk menuntut adanya perbaikan dalam kehidupan dan masyarakat mereka. Lingkungan sosial dan politik waktu itu menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Orang banyak menuntut agar khalifah menegakkan kewajiban yang diembannya. Sementara itu, yang lain menuntut adanya pembaruan dan perubahan dalam masyarakat sendiri.
Tak pelak lagi, al-Hallaj pun punya banyak sahabat dan musuh di dalam maupun di luar istana khalifah. Para pemimpin oposisi, yang kebanyakan adalah murid al-Hallaj, memandangnya sebagai Imam Mahdi atau juru selamat. Para pendukungnya di kalangan pemerintahan melindunginya sedemikian rupa sehingga ia bisa membantu mengadakan pembaruan sosial.
Pada akhirnya, keberpihakan al-Hallaj berikut pandangan-pandangannya tentang agama, menyebabkan dirinya berada dalam posisi berseberangan dengan kelas penguasa. Pada 918M, ia diawasi, dan pada 923M ia ditangkap.
Al-Hallaj dipenjara selama hampir sembilan tahun. Selama itu ia terjebak dalam baku sengketa antara segenap sahabat dan musuhnya. Serangkaian pemberontakan dan kudeta pun meletus di Baghdad. Ia dan sahabat-sahabatnya disalahkan dan dituduh sebagai penghasut. Berbagai peristiwa ini menimbulkan pergulatan kekuasaan yang keras di kalangan istana khalifah. Akhirnya, wazir khalifah, musuh bebuyutan al-Hallaj berada di atas angin, sebagai unjuk kekuasaan atas musuh-musuhnya ia menjatuhkan hukuman mati atas al-Hallaj dan memerintahkan agar ia dieksekusi.
Akhirnya, al-Hallaj disiksa di hadapan orang banyak dan dihukum di atas tiang gantungan dengan kaki dan tangannya terpotong. Kepalanya dipenggal sehari kemudian dan sang wazir sendiri hadir dalam peristiwa itu. Sesudah kepalanya terpenggal, tubuhnya disiram minyak dan dibakar. Debunya kemudian dibawa ke menara di tepi sungai Tigris dan diterpa angin serta hanyut di sungai itu.
Selasa, 13 November 2012
sufi
Pendapat sebagian guru sufi didalam syairnya (mengenai reinkarnasi)
Aku mempunyai satu jiwa tetapi memiliki seratus ribu tubuh. Namun aku tak bisa banyak bicara karena syariah memaksa diriku diam seribu bahasa. Aku telah menyaksikan diriku dalam dua ribu wajah manusia, tetapi semua wujud itu tak sebaik diriku saat ini.
Aku tetaplah satu jiwa meski memiliki seratus ribu tubuh. Tetapi jiwa dan ribuan tubuh itu semua adalah Aku.
Jika kusaksikan Ruh, kulihat sembilan ratus tujuh puluh tubuh. Tapi jika hanya kusaksikan keadaanku, aku seperti tumbuhan yang terus tumbuh dan tumbuh.
Meskipun aku keturunan Adam, sesungguhnya akulah yang menjadi nenek moyangnya. Sehingga… bisa dikatakan ayahku adalah anakku, dan di luar pohon tumbuhlah sebuah benih.
Selama seribu tahun aku mengapung dalam ether, bahkan ketika atom bergerak tanpa kendali. Jika aku tidak sepenuhnya ingat keadaanku saat itu, maka aku sering memimpikan perjalanan atom-atom yang menyusun tubuhku.
Seperti rerumputan, aku tumbuh berkali-kali di tepian sungai yang deras mengalir. Selama ribuan tahun aku hidup, berkarya, dan berusaha dalam beraneka ragam tubuh.
Waktu melaju tiada henti-hentinya, seperti setetes air, aku menyatu dengan lautan. Tapi, saksikanlah bagaimana aku menyatu dari situ. Sebagaimana embun, aku melayang-layang di atas samudera keabadian dan muncul sebagai gelombang yang menderu di lautan.
Seperti air keringat yang berada dalam tubuh dan kulit, meski telah terpisahkan dari samudera luas, aku tetaplah air yang sama. Pada awalnya aku adalah kayu bakar. Tapi lihatlah titik puncak yang telah kucapai. Saat terbakar dalam kobaran api, kayu bakar itu pun menjadi api itu sendiri. Dan dari api aku berubah menjadi Cahaya (nur). Ya…, tiada lain aku adalah cahaya. Sekarang diriku adalah matahari itu sendiri. Akulah lautan dan aku pula yang menjadi gelombang.
Dalam ruang iman dan kebijaksanaan, kematian tubuh berarti kehidupan jiwa. Korbankanlah napsu tubuh, hingga kau bisa tinggal dalam kesadaran alam ruh.
Setelah bermanifestasi dalam dunia mineral, tumbuhan dan dunia binatang, tujuan puncak kehidupan adalah kesadaran kemanusiaan. Seperti al-Quran yang diturunkan setelah tiga kitab sebelumnya, kemanusiaan juga berkembang dari ketiga dunia itu.
“DOWNLOAD GRATIS FILM FETIH 1453
( MUHAMMAD AL-FATIH 1453)”
Judul | : FETIH 1453 ( Muhammad Al-Fatih ) |
Tanggal Release | : 12 Februari 2012 |
Bahasa | : Turki |
Subtitle | : Indonesia |
Total waktu | : 2 Jam, 30 Menit |
Pemeran Utama | : Devrim Evin, Ibrahim Celikkol and Dilek Serbest |
Kualitas Gambar | : BluRay 720p |
Ukuran File | : 950 Mbps |
Sinopsis film | |
Salah satu sejarah besar dunia
adalah takluknya Constantinople ke tangan Khilafah Islam (Khilafah
Utsmaniyah) melalui Jihad yang dilakukan oleh SUltan Muhammad II atau
yang terkenal dengan nama Muhammad the Conqueror (Muhammad al Fatih).
Sebuah episode sejarah manusia, yang dikenang baik oleh kaum Mukmin dan
mereka yang ada di timur ataupun Barat. Pada masanya, dunia dapat
melihat dengan jelas kebesaran Islam, kedahsyatan kekuatannya,
kecanggihan teknologinya, dan keagungan peradabannya. Banyak perusahaan kelas dunia yang mencoba melukiskan momen bersejarah tersebut melalui film layar lebar baik yang bersifat animasi 3D ataupun diperankan langsung oleh para aktor. Film-film tersebut antara lain Fetih 1453, The Fall of Constantinople, dan Conquest of Constantinople. Selain itu, perusahaan ternama Warner Bross (WB) juga membuat film dengan tema yang sama, Istanbul 1453. Istanbul 1453 menggunakan format 3D yang dikemas dengan detail yang sangat bagus, penggambaran kegagahan pasukan muslim sangat terasa. Nampaknya sayang kalau dilewatkan film ini. |
http://fetih1453.collectionfree.com/
save palestine
"LANTUNAN DO'A UNTUKMU
PALESTINA"
Hanya bermodalkan batu dan senjata seadanya
Kau hadang dan kau hancurkan tank-tank kebiadaban
Tak ada lagi kata takut dalam benak mu
Tidak pernah terlintas sedikitpun rasa ingin lari dan menghindar sebagai pecundang
setelah mereka cabik-cabik hati mu dengan menumpahkan
darah orang-orang terkasih mu
Tak ada lagi air mata yang tersisa di mata mu
Yang tinggal hanyalah seruan JIHAD dan tekad yang kuat
Kau tak perdulikan usia mu yang masih terlalu muda,namun
Dengan tubuh mungil mu kau teriakkan 1 kata....
ALLAHU AKBAR.....ALLAHU AKBAR.....ALLAHU AKBAR.......
Hatinya terpanggil untuk maju melawan kebengisan
Ya ALLAH,musuh besar-mu berjoget dan bernyanyi dikala lantunan takbir dan Asma-asma-mu bergemuruh diiringi tangisan dan jeritan Umatnya manusia terkasih-mu
Ya ALLAH Ya TUHAN kami,kami janji akan melawan penentang-penentang-mu walau dengan darah ini.
Ya ALLAH kami Ikhlas,kami Ridha jika nyawa ini harus kembali demi mengibarkan panji-panji-mu
Ya ALLAH dengan tenaga yang tersisa kini,namun tak pernah ada kata menyerah dan putus asa
Anugerahkanlah kami dengan keberaniannya Sayyidina Utsman, dan kesabaran Nabi Ayub a.s
Ya ALLAH jangan kau patahkan semangat ini
Demi meraih kebahagiaan dan kedamaian di negeri ini
Wahai penolong kami,berikanlah kekuatan untuk pelempar-pelempar batu-batu neraka yang melawan tank dan senjata
Wahai kalian para calon penghuni neraka,sekarang kalian bisa tertawa tetapi suatu saat nanti kalian akan merasakan apa yang kami rasakan kini
Ya ALLAH pemilik segalanya,jadikanlah bait-bait puisi ini sebagai pembawa semangat dan do'a hamba-mu yang sedang dilanda Rindu damai
Tetesan keringat dan darah suci yang mengalir deras dari dalam tubuh ketidak berdayaan,agar KAU gantikan dengan manis dan nikmatnya telaga kautsar
untuk mu jiwa-jiwa yang tenang para syuhada dalam pembaringan,temukanlah kedamaian di Syurga sebagaimana TUHAN kalian janjikan.
cinta mawar merah
MAWAR MERAH WUJUD CINTA DAN PENYATUAN
Hal terindah dalam hidup adalah kebahagiaanYang diwujudkan dalam pengabdian dan ketaatan
Semua yang terbaik yang kan selalu ku persembahkan
Hanya untuk MU wahai pembawa keselamatan
020884 saat merekahnya MAWAR MERAH keabadian
Setelah beberapa saat menunggu datangnya tetesan hujan
Kau hadir kembali untuk suatu tujuan
Dengan CINTA yang pernah tertanamkan
MAWAR MERAH membawa keceriaan
Menyambut datangnya fajar yang terbit dari kegelapan
MAWAR MERAH pembawa risalah pengetahuan
Dalam wujud dan penyatuan
Di hening malam 020884 di atas langit bintang bertaburan
Seraya mengiringi prosesi kelahiran
Dalam rupa berbeda namun jiwa tak tergantikan
Menggenggam rindu dalam hati yang tersimpan
rahasia itu hitam
Hitam
Dikala senja datang namun warna mu tetap terangTidak sedikit pun noda gelap yang menghadang
Warna Hitam mu tak seperti Hitamnya arang
Pekat dan kotor dari kayu bakar yang terpanggang
Namun Hitam mu gagah,perkasa bak pejuang
Hitam-hitam adalah sebuah lambang
Dan Hitam mu lebih terang dari bintang
Wasilah Hitam mu menjadikan
putik-putik mengembang
Harum merekah semerbak menghiasi padang ilalang
Warna Hitam mu sebuah panji-panji yang terpampang
Dalam raga Hitam-putih yang tak pernah usang
Hitam mu begitu tinggi bak tiang kokoh yang menjulang
Namun Hitam mu begitu tunduk tapi takkan tumbang
Hitam-putih adalah bayang Hitam-Hitam di bawah terang
Selalu membentuk tak sedikit pun beranjak ke sebrang
Hitam menandakan malam kan datang
Saat sunyi dan berterbangannya kunang-kunang
Hitam-hitam adalah Perjuangan
Hitam-Putih adalah Cinta dan Kesetiaan
Hitam-Hitam menyelimuti dalam Ketenangan
Hitam-Putih taat dalam Pengabdian
Imam ALI Zainal Abidin
Syair
Untuk Imam Ali Zainal Abidin bin Husein
(cucu
Imam Ali bin Abi Thalib)
Dialah yang dikenal jejak
langkahnya,
oleh butiran pasir yang dilaluinya.
Rumah Allah Ka’bah pun mengenalnya,
dan dataran tanah suci sekelilingnya.
oleh butiran pasir yang dilaluinya.
Rumah Allah Ka’bah pun mengenalnya,
dan dataran tanah suci sekelilingnya.
Dialah putra insan termulia,
dari hamba Allah seluruhnya.
Dialah manusia hidup berhias takwa,
kesuciannya ditentukan oleh fitrahnya.
dari hamba Allah seluruhnya.
Dialah manusia hidup berhias takwa,
kesuciannya ditentukan oleh fitrahnya.
Di saat ia menunju Ka’bah,
bertawaf mencium Hajar jejak kakeknya.
Ruknul Hatim enggan melepaskan tangannya,
karena mengenal betapa ia tinggi nilainya.
bertawaf mencium Hajar jejak kakeknya.
Ruknul Hatim enggan melepaskan tangannya,
karena mengenal betapa ia tinggi nilainya.
Itulah Ali cucu Rasulullah,
cucu pemimpin segenap umat manusia.
Dengan agamanya manusia berbahagia,
dengan bimbingannya mencapai keridhaanNya.
cucu pemimpin segenap umat manusia.
Dengan agamanya manusia berbahagia,
dengan bimbingannya mencapai keridhaanNya.
Jika Anda belum mengenal dia,
dia itulah putra Fatimah.
Putri Nabi utusan Allah,
penutup para Rasul dan anbiya.
dia itulah putra Fatimah.
Putri Nabi utusan Allah,
penutup para Rasul dan anbiya.
Pertanyaan Anda “Siapa dia?”
tidak merugikan keharuman namanya.
Arab dan ajam mengenal dia,
walau Anda hendak mengingkarinya.
tidak merugikan keharuman namanya.
Arab dan ajam mengenal dia,
walau Anda hendak mengingkarinya.
Tidak pernah ia berucap “tidak”,
kecuali dalam ucapan syahadatnya.
Kalau bukan karena syahadatnya,
“Tidak”nya berubah menjadi “ya”.
kecuali dalam ucapan syahadatnya.
Kalau bukan karena syahadatnya,
“Tidak”nya berubah menjadi “ya”.
Berasal dari keluarga mulia
Mencintainya fardhu dalam agama
Membencinya kufur dalam agama
Dekat padanya selamat dari marabahaya.
Mencintainya fardhu dalam agama
Membencinya kufur dalam agama
Dekat padanya selamat dari marabahaya.
Yang mengenal Allah pasti mengenal
dia
Yang mengenal dia mengenal keutamaannya
Yang bersumber pada lingkungan keluarganya
Tempat manusia bermandikan cahaya.
Yang mengenal dia mengenal keutamaannya
Yang bersumber pada lingkungan keluarganya
Tempat manusia bermandikan cahaya.
Senin, 12 November 2012
KEUTAMAAN AHLUL BAIT
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda”Bintang-bintang adalah petunjuk keselamatan penghuni bumi dari bahaya tenggelam di tengah lautan.Adapun Ahlul BaitKu adalah petunjuk keselamatan bagi umatKu dari perpecahan.Maka apabila ada kabilah arab yang berlawanan jalan dengan Mereka niscaya akan berpecah belah dan menjadi partai iblis”.
*Hadis riwayat Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain jilid 3 hal 149, Al Hakim menyatakan bahwa hadis ini shahih sesuai persyaratan Bukhari Muslim.
Bahwa Rasulullah SAW bersabda “Wahai manusia sesungguhnya Aku meninggalkan untuk kalian apa yang jika kalian berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat ,Kitab Allah dan Itrati Ahlul BaitKu”.
*Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak juz 3 hal 121. Al Hakim dalam Al Mustadrak berkata hadis ini shahih sanadnya akan tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Adz Dzahabi juga mengakui kalau hadis ini shahih dalam Talkhis Al Mustadrak.
bahwa Rasulullah SAW bersabda” Kurasa seakan-akan aku segera akan dipanggil (Allah), dan segera pula memenuhi panggilan itu, Maka sesungguhnya aku meninggalkan padamu ats Tsaqalain. yang satu lebih besar (lebih agung) dari yang kedua : Yaitu kitab Allah dan Ittrahku. Jagalah Baik-baik kedua peninggalanku itu, sebab keduanya takkan berpisah sehingga berkumpul kembali denganku di al Haudh. Kemudian beliau berkata lagi: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla adalah maulaku, dan aku adalah maula setiap Mu’min. Lalu beliau mengangkat tangan Ali Bin Abi Thalib sambil bersabda : Barangsiapa yang menganggap aku sebagai maulanya, maka dia ini (Ali bin Abu Thalib) adalah juga maula baginya. Ya Allah, cintailah siapa yang mencintainya, dan musuhilah siapa yang memusuhinya..
Langganan:
Postingan (Atom)